THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

11 Januari 2008

INDUSTRI PERTANIAN (BERAS)

INDUSTRI PERTANIAN

Sudah berapa lamakah IPB dan ITB di negeri kita?

Institut yang menghasilkan sarjana pertanian dan institut yang menghasilkan sarjana teknologi serta bila kedua alumni digabungkan bagaimana jadinya pertanian Indonesia? Tetapi kemanakah sekarang mereka berada dan berkarya?

Sarjana pertanian jangan hanya membuat varietas unggul saja, sarjana teknologi jangan hanya membuat pesawat terbang yang hasilnya kurang diminati karena kalah bersaing dengan industri pesawat yang lebih besar (boeing/airbus). Tapi gabungkanlah sarjana pertanian dan sarjana teknologi untuk membuat industri pertanian yang modern .

Lihatlah lahan pertanian yang ada di Negara kita, sudah banyak yang berubah menjadi lahan perumahan, industri, atau bahkan terbengkalai setelah tanahnya digali dan diambil tanahnya untuk pengurukan pembangunan.

Berapakah luas lahan untuk pertanian di Indonesia? Saya tidak tahu ,tetapi apabila kita mengadakan perjalanan ke luar kota. Betapa luasnya tanah untuk pertanian di Negara kita daripada lingkungan hunian yang ada. Tetapi apakah pertanian Indonesia di jaman yang sudah serba teknologi ini sudah mengikuti kemajuan teknologi. Jawaban mungkin sudah atau mungkin belum. Kalaupun ada yang baru saya lihat ada traktor yang menggantikan kerbau sebagai pembajak sawah.

Coba perhatikan film di televisi yang menampilkan pertanian di luar negeri, disana tidak banyak orang mengurusi pertanian. Juga digambarkan bahwa pengelolaan pertanian cukup digarap oleh beberapa orang dalam hal ini cukup dikelola oleh keluarga pemilik lahan pertanian tersebut, tentunya dengan peralatan teknologi pertanian yang lengkap. Mulai dari alat bajak dan seterusnya sampai panen. Distribusi tentunya mereka sudah punya juga kendaraan truk. Luasnya daerah pertanian dikelola sendiri tentu hasilnya pun sangat menguntungkan keluarga petani tersebut. Bagaimana dengan di negeri kita sendiri.

Kayaknya tidak ada petani murni di negeri ini, yang ada hanyalah pemilik lahan pertanian. Sawah satu petak yang digarap oleh banyak orang sebagai buruh tani. Pemilik lahan hanya menunggu hasil panen yang hasilnya dibagi dengan para buruh tani. Buruh tani hanya dapat hasil yang sedikit (berupa gabah) yang dibagi dengan rekan rekannya. Siapa yang dapat untung besar dari hasil panen pertanian ini? Hanya juragan beras bermodal besarlah yang mendapat keuntungan dari hasil panen tersebut, apalagi harga beras saat ini menjulang tinggi. petani yang lebih tepat disebut buruh tani tidak dapat menikmati hasil dari tingginya harga beras, mereka tetap miskin.

Sejak istilah repelita digulirkan oleh mantan presiden soeharto, banyak pembangunan di negeri ini juga pembangunan industri dikembangkan. Lihatlah industri yang sangat jauh melangkah industri pesawat terbang, industri kapal laut, dan indutri lain yang tentunya melupakan lahan pertanian untuk dijadikan indutri pertanian. Sampai sekarang tidak ada industri pertanian (dhi industri pertanian beras), Sehingga negeri ini yang sangat luas dengan lahan pertanian tetapi dengan bangganya sebagai Negara pengimpor beras dari Negara Thailand yang notabene luas daerahnya lebih kecil daripada Negara kita. Aneh nggak sih……………nggak aneh karena kita lebih suka sebagai konsumen tanpa perlu capek capek membuat. Lihatlah konsumerisme di negeri ini tidak ada yang bangga dengan produksi dalam negeri, mereka bangga menggunakan produk luar negeri, merk luar negeri walau mungkin tidak tahu bahwa pembuatannya berasal dari negeri kita sendiri contohnya sepatu. Makanya beras aja yang bisa ditanam di negeri sendiri lebih suka kalau beli dari Negara lain.

Bagaimana seharusnya merubah kebiasaan yang salah di negeri ini?

Harus ada pengusaha yang berani berjuang menyelamatkan negeri sendiri dari bahaya kesulitan akan beras, bila di Negara lain sudah tidak mau jual ke Negara kita bagaimana lagi kita dapat berswasembada beras apabila sistim pertanian yang ada masih tradisionil seperti sekarang ini.

Mulailah pengusaha yang peduli akan pertanian, mencari lahan yang luas dan strategis dengan pengairannya. Rekrutlah para sarjana pertanian dan sarjana teknologi Indonesia untuk memimpin industri pertanian, dan tentunya banyak tenaga muda yang mau bekerja sebagai karyawan industri pertanian dengan professional. Industri pertanian harus sudah bisa bekerja sama dengan semua bidang. Mulai dari penggarapan, penanaman, panen, dan distribusi. Karena kebutuhan karyawan pada kegiatan-kegiatan tersebut mungkin berbeda pada saat tanaman sedang tumbuh menunggu panen datang.

Bagaimana juga pemasukan pengusaha selama masa penggarapan, penanaman dan panen karena saat itu membutuhkan waktu yang lama sedangkan pemasukan belum ada untuk menggaji para karyawan? Nah disinilah kita harus jeli memanfaatkan masyarkat Indonesia yang serba ingin tahu, jadikanlah tempat industri pertanian ini juga sebagai tempat wisata alami yang saling mengisi dan menguntungkan bagi pengusaha itu. Lihatlah apalagi wisata ini belum ada di negeri ini, banyak celah yang masih bisa kita manfaatkan untuk menambah tempat wisata baru tetapi juga menjadi sebuah industri yang menguntungkan bangsa Indonesia.

Berapakah investasi yang harus disiapkan?

Berapakah luas wilayah atau lahan yang diperlukan ?

Lokasi strategis manakah yang bisa dijadikan tempat industri pertanian ini ?

Berapakah karyawan professional yang harus dicakup ?

Apakah warga sekitar bisa menjadi karyawan industri pertanian ?

Apakah industri pertanian ini menggusur atau mengusir penduduk kampung tersebut ?

Wisata apakah yang bisa dijual kepada masyarakat kota ?

Apakah untungnya bagi pengusaha ?

Apakah untungnya bagi masyarakat sekitar industri pertanian ?

Apakah untungnya bagi bangsa Indonesia ?

Banyak sekali pertanyaan lain y dan pertanyaan diatas pun belum saya jawab.

Tetapi silahkan bagi pengusaha yang peduli terhadap bangsa Indonesia, peduli dengan lahan yang ada di Indonesia tanpa memikirkan keuntungan semata. Mulailah dengan investasi dan perencanaan yang matang, dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat. Dimana industri ini nantinya akan mengungguli industri yang sudah ada.


Mulailah dengan membangun industri pertanian tanpa harus memikirkan keuntungan semata ? majulah indonesiaku. swasembada beras dengan teknologi yang lebih maju.

0 komentar: