THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

18 November 2007

Ini kisah perjalanan kami pada tahun 1993 ke Eropa.










Tgl.27 September 1993 rombongan kami yang berjumlah 50 orang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan pesawat KLM, pesawat transit di Singapura selanjutnya take off dan mengudara selama 20 jam menuju Eropa.

Tiba di bandara Amsterdam perjalanan dilanjutkan kembali dengan menggunakan pesawat jenis Dakota menuju Hamburg. Tibalah rombongan kami di bandara Hamburg, semua personil dapat melewati bagian imigrasi dengan mudah tetapi ternyata teman kami yang ditugasi membawa obat-obatan terhambat, lebih dari 2 jam rombongan kami tertunda sampai akhirnya semua dapat diselesaikan setelah fihak Kedutaan Indonesia dapat menjelaskan kepada fihak imigrasi bahwa obat obatan yang kami bawa adalah untuk kepentingan rombongan dan tidak ada obat yang berbahaya.

Setelah semuanya beres, perjalanan dilanjutkan kembali dengan menggunakan 2 buah bis menuju kota kecil di bagian timur laut Jerman yaitu kota Neustadt (Neustadt in Holstein).

Inilah Jerman, begitulah dalam hati kami. Seumur hidup tidak pernah kami bisa membayangkan perjalanan jauh sampai ke Negara Eropa. Saat itulah bisa kami nikmati dan rasakan kesejukan dan dinginnya udara Eropa.

Kegiatan kami disana tentunya harus menyesuaikan termasuk dalam hal makan. Hari pertama makan siang di ruang makan menjadi heboh dan bingung, karena kebiasaan makan disana kita mau tak mau harus bisa mengikuti selera mereka. Tetapi apabila ada menu Nasi ditaburi sop yang kental dan lengkap dengan cacahan daging dan bumbunya sangat terasa, itulah menu yang sesuai dengan lidah kami.

Hari sabtu dan Minggu adalah hari libur yang kita manfaatkan jalan jalan ke Kota juga kota sekitarnya. Walau dengan bahasa Inggris yang pas pasan dan bahasa jerman yang Cuma hafal 1 s/d 10, kita tidak pernah kesasar di kota kota disana.

Orang jerman juga tidak semua bisa berbahasa inggris, jadi saat kita bertanya tempat stasiun KA (train station), mereka geleng kepala, maka kita menggambar kereta api di selembar kertas akhirnya si orang jerman bilang ohhhh banhof. Barulah kita sadar Stasiun KA itu Banhof. Beli karcis disana sangat praktis, seperti ATM tinggal masukan uang dan kita ketik alamat tujuan, karcis akan keluar dan tercetak tujuan serta uang kembalian pun keluar.

Makanan kesukaan bila kita jalan jalan adalah Hansen (ayam panggang) ½ ekor harganya saat itu 5 DM kira kira 6.000 rupiah.

Oh ya, neustadt itu cuma sebuah kota kecil, banyak sekali gedung tua dan masih terawat, dan masyarakat disana terlihat tertib dan disiplin. Kebersihan tetap terjaga, lalu lintas yang lancar. Bahkan apabila hendak menyeberang jalan, walau jalan sepi tetapi lampu penyeberangan masih merah, mereka tidak mau menyeberang, begitu rombongan kita ada disana dan tidak sabar dengan keadaan seperti itu langsung aja menyeberang, mereka hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan kita.

Tujuan lain jalan jalan selama hari libur adalah berburu ke pasar loak (flohmark), disana pasar loak ada di saat saat dan tempat tertentu, kita bisa cari lewat iklan mini di surat kabar kalau mau ke tempat tersebut.

Akhir November 1993 mulailah hujan salju, hingga akhirnya seluruh wilayah tertutup salju.

Setelah 3 bulan, selesailah tugas kami disana pada tgl.23 Desember 1993 kami harus kembali ke Indonesia dengan menggunakan kapal laut. Rute yang kami tempuh adalah Neustadt (Jerman)-Brest (Prancis)-Malaga (Spanyol)-Napoli (Italia)-Port Said (Mesir) melewati terusan Suez-Jeddah(Saudi Arabia) –Djibouti-Mina Rasyut(Oman)-Karachi (Pakistan)-Chocin (India) dan akhirnya Sabang dan pada tgl 4 Maret 1994 tibalah kami di Kota Surabaya tempat keluarga yang kami tinggalkan.

Perjalanan di laut yang paling mengesankan adalah setelah kota Brest (Prancis) badai dan ombak dan gelombang besar setinggi 5 meter menghantam kapal kami, namun semuanya bisa dilalui dengan selamat.

Pengalaman lain yang kami ingat adalah, di kota Napoli. Disana banyak juga penipu yang harus kita waspadai. Saat itu ada teman kami tergiur dengan handycam seharga 100 USD (saat itu 1 USD=2.100 RP), mereka pun membeli handycam plus pemutar videonya. Saat kembali ke kapal dengan gembira mereka membuka bungkusan yang mereka beli, dan ternyata hanyalah sejenis botol aqua yang digabungkan. Apakah hanya mereka yang tertipu, ternyata tidak sudah ada teman lain yang tertipu, tetapi karena malu dia hanya diam saja menunggu teman yang lain tertipu juga. Biar ada teman kali ya.

Kalau di mesir kita tentunya jalan jalan di tempat paling bersejarah yaitu Piramid, di Jeddah(Arab Saudi) kita semua berkesempatan ke Mekkah untuk melaksanakan Umroh bagi yang beragama Muslim.

Itulah kisah perjalanan dan pengalaman kami pada tahun 1993 – 1994, pengalaman yang mungkin tidak dapat kami ulangi. Bisa mengunjungi kota kota di Eropa, tidak semua kota besar, tapi paling tidak kota itu mewakili kondisi kota yang lain yang tentunya tidaklah berbeda dalam suatu Negara.

1 komentar:

dukuh zamrud U3/15 mengatakan...

sekarang dimana