THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

21 Juli 2009

biaya sekolah sekarang

Banyak istilah biaya dalam dunia pendidikan kita, mulai dari istilah umum SPP, iuran BP3 sampai ke IRB yang ujung ujungnya sama dibayarkan tiap bulan selama siswa itu bersekolah.
Tahun 1977 sewaktu masih di sekolah dasar ada pengumuman yang sangat menggembirakan, yaitu SPP dihapuskan berarti sekolah benar benar gratis, namun pada kenyataannya kita tetap harus membayar iuran BP3 sejumlah uang yang sama dgn SPP tiap bulannya. Begitu pula dengan nasib siswa sekarang istilah gratis tetap aja ada usaha dari fihak sekolah agar siswa itu mengeluarkan uang entah dalam bentuk apa.
Setelah lulus SD lanjutkan ke SMP/SMA yang negeri biar murah, karena biaya bulanan/SPP dan uang bangunan di sekolah swasta mahal. entar dilanjutkan lagi yah............bersambung deh, masih gak connect

04 Juli 2009

TELEPON RUMAH, POS, WARTEL DAN HANDPHONE

Dahulu kala, saat negara kita masih berada di alam orde baru berkirim kabar selalu menggunakan surat atau kartu pos, sedangkan telepon hanya dimiliki oleh segelintir orang karena biaya pasang telpon saat itu masih mahal. Bahkan dengan memiliki telpon berarti status orang itu sudah berbeda, walau mungkin telpon jarang digunakan sehingga tagihan pulsa nol rupiah. Hingga akhirnya pihak Telkom membuat aturan baru, biaya pasang telpon diturunkan dan pelanggan telepon dikenakan biaya abodemen, sehingga bila tidak digunakan pun pelanggan telepon tetap bayar tagihan abodemennya.
bagaimana dengan yang tidak memiliki telepon rumah? Telepon Umum koin dan Wartel adalah jawabannya. Telepon Umum koin pun ditemani dengan telepon umum kartu yang sekarang sudah tidak ada lagi bekasnya. Sedangkan kita apabila hendak menghubungi famili di luar kota selalu menunggu waktu jam 20.00 (diskon 50%) atau kalau ingin lebih murah tunggu sampai jam 22.00 (diskon 75%) kalau nggak salah, itupun kita harus daftar dulu (kayak ke dokter), sehingga pada saatnya kita tinggal nunggu panggilan untuk menelpon....jaduuuulllllll banget nasibnya.
Pada tahun 90-an, ada alat komunikasi tambahan yang dinamakan Radio Pager, ia akan menerima pesan seperti sms yang dikirim oleh operator dan berasal dari telepon seseorang yang dikirimkan kepada nomor pager yg dituju.saat itu, dengan menempatkan Radio Pager dipinggang orang sudah bisa bergaya. Tapi kejayaan pager dengan sendirinya hilang setelah handphone mulai memasuki jagat komunikasi di Indonesia di akhir tahun 90-an.
Pada akhirnya di Masa sekarang pelan tapi pasti, handphone yang semakin hari semakin canggih akhirnya menggeser :
1. Wartel, sampai sekarang masih ada tapi nasibnya....mati segan hidup pun tak mau.
2. radio Panggil/Pager tewas seketika.
3. Surat Pos, walau masih ada volumenya sedikit banget. paling surat dinas atau lamaran kerja yang masih menggunakan sarana ini.
4. Kartu pos (Ucapan Lebaran/natal), tewas perlahan, orang lebih suka pake sms, kalaupun masih ada yang kirim ucapan dengan kartu pos adalah instansi/perkantoran.
5. Kaset/CD, sebenarnya nggak nyambung....tapi kenyataannya orang lebih suka dengar lagu dari HP.
6. Kamera (film), tewas juga, walau ada kamera digital, tapi yang membunuhnya adalah handphone.
7. Telepon Rumah masih digunakan sebagai sarana pendukung komunikasi tetap.
8. Radio portable, siapa mau dengerin lewat radio yang gede dan nggak bisa dibawa kemana-mana.
apalagi yach.....???????

Memang jaman berubah, selain ada yang dirugikan tapi ada juga yang diuntungkan dengan adanya handphone ini :
1. Merk Handphone bermacam macam dijual di negeri ini.
2. Operator telepon bertambah banyak, tidak harus telkom.
3. Pedagang handphone. pulsa telepon ada dimana mana.
4. Industri musik masih bisa diselamatkan dengan RBT.
5. Pendengar radio kembali makin semarak, karena bisa denger lagu dan langsung pesan lagu melalui hp ataupun cukup kirim SMS.
6. Masyarakat Indonesia makin melek internet, walau cukup dengan HP GPRS. Facebook salah satunya.......???
dll dll dll