THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

01 Februari 2008

solusi banjir jakarta 2008

Siklus 5 tahunan Jakarta banjir berubah, sejak banjir tahun 2002 diulang lagi pada bulan pebruari 2007 ternyata tidak perlu menunggu 5 tahun tapi cukup setahun saja Jakarta banjir lagi. Tepatnya tanggal 1 Februari 2008 setelah diguyur hujan semalaman hampir seluruh lokasi di Jakarta tenggelam oleh air yang bingung hendak kemana karena memang tidak ada jalan untuk bergerak ke laut.
Seharusnya setelah banjir besar tahun 2002 pemda DKI sudah mencanangkan pencegahan banjir di masa mendatang, kenyataannya banjir siklus 5 tahun terjadi di tahun 2007 dan ternyata di tahun 2008 bukan hanya banjir kiriman yang selalu disalahkan tetapi hujan berlangsung lama/cuaca yang disalahkan oleh Gubernur tercinta kita.
Memang ada istilah BKT (Banjir Kanal Timur) tetapi proyek ini sampai sekarang masih belum jelas hasilnya karena banyak perlawanan dari rakyat tentang masalah ganti rugi.

Masyarakat yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya yang menjadi korban sedangkan pemerintahan yang menguasai Jakarta berpesta dengan uang hasil dari pajak rakyat.
Karena mereka hanya membuat proyek fiktif pengerukan, yang tujuannya hanya mendapatkan keuntungan tetapi banjir tetap menggenangi wilayah ibukota tercinta ini.

Dan apabila anda membaca tulisan ini, mungkin saya mengada ada tetapi sudah bukan menjadi rahasia lagi apabila ada proyek pengerukan sungai di Jakarta, walaupun sungainya panjangnya puluhan mil tetapi cukup dikeruk beberapa meter saja setelah itu hasil pengerukan dan kegiatan pengerukan diabadikan dengan foto dan hasil/gambar kegiatan itulah yang dilaporkan kepada pemerintah untuk mendapatkan biaya proyek yang seharusnya masyarakat yang mendapatkan manfaatnya.

Proyek lain Busway, semua jalan ditinggikan/beton cor tetapi di kiri dan kanan jalan saluran air masih tebengkalai. kalaupun ada kemampuan menampung air sudah tidak ada, selain kecil banyak sampah dan arah alirannyapun tidak jelas. Pemerintahan daerah membuat proyek yang hanya menguntungkan segelintir orang tapi ternyata yang dirugikan tidak hanya rakyat kecil atau masyarakat saja tetapi pemerintah daerah pun akhirnya ikut menikmati basah-basah yang akibatnya jakarta lumpuh dari segala kegiatan perekonomian.

Apakah jakarta akan banjir setiap hujan turun, tanpa melihat siklus atau musim?

Seharusnya pemerintah daerahlah yang bertanggung jawab karena rakyat memilih langsung pemimpinnya untuk kebaikan mereka juga, buktikan janji yang telah diucapkan karena tanpa menunggu lama pasti hujan deras akan mengguyur jakarta lagi dan mungkin akan lebih besar melanda jakarta.

Namun kita juga harus ikut andil untuk mengatasi banjir ini.................

Saya menilai masyarakat jakarta pun harus mulai diajarkan untuk mengendalikan air supaya tidak menjadi banjir yang berkelanjutan. siapapun yang akan melaksanakannya tentu harus ada inisiatif dari pemerintah daerah untuk memeloporinya.

Lebih baik mencegah drpd mengobati, istilah ini sudah ada sejak jama orba. Tetapi kenapa tidak pernah mengena di hati para pemimpin kita. yang da adalah rakyat yang selalu disalahkan eh cuaca juga disalahkan.

Sekarang coba kita lihat sungai di Jakarta entah itu sungai Ciliwung atau kali Sunter ataupun selokan yang ada, bagaimana keadaannya. Selain semuanya sempit, dangkal dan bersampah kelihatannya akan sulit apabila akan dikeruk.

Saya bukanlah seorang insinyur, tetapi mempunyai solusi untuk memperbaiki sungai/kali atau selokan yang ada di jakarta . Teori ini mudah karena semua masyarakat kita pernah belajar IPA tentang air. Tentunya air akan selalu bergerak ke tempat yang lebih rendah dan apabila dasar sungai atau selokan masih tanah air juga akan meresap ke dalam bumi.

Apa yang dikerjakan oleh pemerintah dan rakyat yang sia sia:

  1. pengerukan/proyek fiktif yang hanya mengeruk beberapa meter.
  2. peninggian tanggul sungai, sehingga sungai menjadi lebih tinggi dari perumahan/jalan raya.
  3. buang sampah di sungai.
  4. pemasangan pompa di daerah yang lebih rendah dari sungai.
  5. peninggian jalan raya (katanya menghindari banjir)
  6. pengaspalan semua ruang terbuka (parkir) tetapi air dibuat bingung mau kemana.

Bagaimana solusinya :

  1. pengerukan semua sungai/kali/selokan.
  2. dasar kali/selokan jangan disemen, tetap tanah.
  3. buat saluran air yang betul betul mengalir ke laut.
  4. biopori, baguslah tapi bagilah secara gratis alatnya kpd semua orang.
  5. jalan raya yang panjang, buatkan selokan yang lebar di setiap pinggir jalan
  6. buatlah terowongan air besar terintegrasi yang akan terbuang ke laut.
  7. tidak ada kata terlambat, kalau tidak mau dimulai dari sekarang jakarta tenggelam, punya monorel yes yes ok ok, apa sih yang ok ok.

Pengerukan yang bagaimana yang dimaksud dan yang bagaimana yang bisa dilakukan? kalau perlu tidak mengambil dana dari APBD dan proyek ini proyek bersama semua instansi pemerintah dan swasta. Manfaatkan aparat TNI yang saat ini atau dalam masa damai bisa dikerahkan untuk kegiatan sosial yang membantu masyarakat. Karena TNI punya program TMMD dulu disebut AMD. Nah, sebelum desa dibantu, pemerintah pusatpun perlu dibantu oleh TNI demi mencegah banjir.

Swasta yang berkompeten di jakarta siapkan dana, pemerintah daerah yang mengkoordinir dan aparat TNI yang bekerja. Disini uang akan dimanfaatkan sungguh sungguh dan diharapkan tidak menjadi ajang korupsi baru karena hal ini akan sangat merugikan diri sendiri.

Pengerukan tidak hanya dengan menggerakkan eskavator (bekho) tetapi dengan sistim menutup bagian sungai atau mengkotak kotakkan sungai dengan pembatas beton/kayu yang kedap air bergantian kita keruk.

Kotak pertama kita buat , kemudian airnya disedot dan dibuang ke bagian sungai yang lain. Barulah dikeruk dengan eskavator atau kalau perlu dengan cangkul yang dikerjakan oleh aparat TNI. Tidaklah harus aparat TNI saja yang bekerja, kita bisa juga mengajak relawan yang akan menyelamatkan Jakarta.

Mulailah dengan sungai utama di jakarta (sungai ciliwung) perbaiki dan bersihkan lingkungan sungai yang menghambat jalannya air, kemudian diukur dan dimulai dari mana kita mengeruk kotak per kotak sungai ini. Selanjutnya sungai/kali yang lebih kecil dan seterusnya.

SELAMATKAN JAKARTA.